Ketika musim obral tiba di London

Oxford Street di jantung kota London pada hari Kamis, 26 Desember, berubah menjadi lautan manusia, seperti terlihat pada foto ini :
Memburu obral
Antrean bahkan sudah terlihat sejak sebelum pukul 6.00 pagi. Kerumunan orang di pusat perbelanjaan tidak hanya terlihat di London, tetapi juga di kota-kota lain seperti Manchester, Birmingham, Liverpool, Kent, dan Leicester. Mereka adalah para pemburu obral, yang resmi dimulai pada 26 Desember atau sehari setelah perayaan Natal. Bisa dimaklumi sebenarnya mengapa sepertinya orang-orang ini 'seperti kalap' berbelanja. Siapa yang tak ingin mendapatkan potongan harga hingga 90% dari harga normal? "Suasananya luar biasa. Gila. Obral sebesar ini tidak ada di Israel," kata Eyal Keden, turis dari Israel yang datang ke London bersama pasangannya, kepada koran The Daily Telegraph.

 Memburu obral
Antre di luar toko Selfridges di London sejak pukul 6.30 dan mencari beberapa tas dan sepatu. Keden termasuk satu dari sekitar 3.500 orang yang mengantre di luar Selfridges pada Kamis siang. "Saya sebenarnya hanya berlibur di sini. Tak berniat untuk mencari obral. Kalau sekarang ada obral, ya anggap saja sebagai bonus," katanya. Obral besar akhir Desember ini. Banyak juga yang khusus datang dari Asia Timur, Eropa daratan, dan Timur Tengah untuk mencari aneka barang dengan harga miring, mulai dari pakaian, perabotan, barang elektronik, hingga mainan anak-anak. Antrean panjang, terutama oleh turis dari Cina, terlihat di depan butik Gucci, Mulberry, dan Prada. Lembaga riset mengatakan jumlah para pemburu diskon tahun ini mencapai 13 juta dan uang yang belanjakan mencapai tak kurang £2,7 miliar atau setara dengan Rp54,2 triliun dengan kurs Rp20.000 per £1. "Kami memperkirakan uang yang dibelanjakan pada musim obral di kisaran £2,6 miliar hingga £2,7 miliar," kata Maureen Hinton dari perusahaan riset Verdict Research.

Memburu obral


"Obral ini sepertinya sudah menjadi bagian dari perayaan Natal dan akhir tahun," imbuhnya.Obral besar tidak hanya terjadi 'di darat'. Peritel online bahkan sudah memulainya sebelum hari Natal. Sehari menjelang Natal jumlah pengunjung ke toko-toko online mencapai 117 juta dan bertambah menjadi 118 juta pada hari Natal.Para pengusaha berharap ramainya membeli di akhir tahun bisa menutup lesunya pendapatan yang terjadi di sepanjang tahun 2013. Tapi Hinton dari perusahaan riset Verdict Research juga mengungkap wajah kusam dari musim obral seperti ini. "Sering kali perang obral membuat toko-toko gulung tikar," kata Hinton.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar